Sudah sejak dulu, banyak orang mengenal istilah debit dan istilah kredit, namun tidak mengetahui dari mana asal kata debit dan kredit tersebut. Banyak pula yg sudah dengan fasih melafalkan persamaan akuntansi A = L + E, namun tak mengetahui bagaimana persamaan itu bisa terbentuk ? Bagaimana pula asal mula rumus saldo normal perkiraan akuntansi?   Nah, berikut ini kelompok kami akan menjelaskan mengenai pertanyaan-pertanyaan di atas.
        Dalam akuntansi, istilah debit yang kita kenal saat ini adalah turunan dari 2 kata yang artinya agak berbeda yaitu, debere dan debitum. Debere diturunkan menjadi debit yang kita gunakan untuk menyebut sisi kiri persamaan (oleh karena itu debit dalam penjurnalan disingkat DR – cek buku-buku akuntansi asing di bagian penjurnalan). Sedangkan debitum yang artinya adalah utang, juga diturunkan menjadi debit (diindikasikan menjadi asal kata debt). Debere memiliki lawan kata credere (disingkat CR – cek buku-buku akuntansi asing di bagian penjurnalan). Sedangkan lawan kata dari debitum adalah creditum (verb) yang artinya meminjamkan.
        Dari sejarahnya, debere artinya adalah mengutang sedangkan credere artinya adalah mempercayai. Istilah ini digunakan oleh Luca Pascioli, seorang pendeta lutheran ahli matematika dari Italia, teman sekaligus mentor dari Leonardo da Vinci, untuk menyebut ruas kiri persamaan akuntansi dan ruas kanan persamaan akuntansi.

Dalam bukunya “Summa de Arithmetica, Geometria, Proportioni et Proportionalita” Luca Pacioli mendeskripsikan sistem tata buku berpasangan (double entry bookeeping). Dalam sistem tata buku berpasangan, setiap pencatatan dilakukan dengan mempertimbangkan keseimbangan. Prinsip utama sistem pembukuan berpasangan, yaitu setiap transaksi akan dicatat dengan mendebet dan mengkredit satu kelompok akun atau lebih dengan jumlah yang sama. Konsep ini kemudian melahirkan adanya debet dan kredit. Maka istilah debet-kredit adalah wujud dari pencatatan yang dilakukan secara berimbang dan merupakan implementasi dari tata buku berpasangan.
Dari pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa istilah debet-kredit adalah istilah untuk mewakili pengertian kanan dan kiri. Transaksi-transaksi yang berada pada posisi debet berarti transaksi yang dicatat pada posisi sebelah kiri, dan transaksi yang berada pada posisi kredit berarti transaksi yang dicatat pada posisi sebelah kanan. Maka, setiap transaksi akan mempengaruhi jumlah dari posisi sebelah kanan dan posisi sebelah kiri. Pada prinsipnya jumlah dari kedua posisi tersebut akan selalu seimbang (balance). Sehingga, pengertian debet dan kredit merupakan implementasi dari prinsip tata buku berpasangan yang merupakan istilah untuk mewakili sisi kanan dan sisi kiri pencatatan transaksi keuangan dengan prinsip berimbang.
Namun kemudian, tahukah anda dari mana asal mula rumus saldo normal perkiraan akuntansi? Mengapa saldo normal dan transaksi penambahan untuk perkiraan aktiva dan beban berada di debet sementara perkiraan kewajiban, modal dan pendapatan berada pada posisi kredit? Serta mengapa pada transaksi pengurangan untuk perkiraan aktiva dan beban berada pada posisi kredit sementara perkiraan kewajiban, modal dan pendapatan berada pada posisi debet?
Untuk menjawab pertanyaan itu, ada baiknya disajikan terlebih dahulu rumus persamaan dasar akuntansi. Persamaan dasar akuntansi (basic accounting equation) menggambarkan hubungan antara aktiva, kewajiban dan modal/ekuitas.
      1. Pada awalnya aktiva berasal dari passiva. Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomis pada masa yang akan datang. Sedangkan passiva adalah sumber-sumber dari mana aktiva itu berasal. Hubungan antara aktiva dengan passiva tersebut dapat dinyatakan dalam persamaan berikut :
AKTIVA = PASSIVA
            Dari persamaan dasar tersebut, maka dapat diketahui bahwa aktiva berada pada sisi kiri dan passiva berada pada sisi kanan, dan ini menandakan keadaan pada saldo normal. Masing-masing perkiraan menandakan keadaan yang positif (bertambah) sehingga pada keadaan ini dapat disimpulkan bahwa aktiva bertambah di sisi kiri (debet) dan berkurang di sisi kanan (kredit). Sedangkan untuk perkiraan passiva bertambah disebelah kanan (kredit) sedangkan jika berkurang berada pada posisi kiri (debet).
2. Aktiva berasal dari passiva. Harta yang diperoleh oleh perusahaan pada dasarnya berasal dari passiva. Passiva terdiri dari hutang (kewajiban) dan modal pemilik. Modal merupakan hak dari pemilik perusahaan sedangkan kewajiban merupakan hak dari pihak kreditur/ pihak luar yang mempunyai tagihan kepada perusahaan. Maka dari pengertian di atas dapat dikembangkankan bahwa harta (aktiva) berasal dari hutang (kewajiban) dan modal pemilik. Sehingga rumus persamaan dasar akuntansi akan berkembang menjadi :
AKTIVA = KEWAJIBAN + MODAL
Dari persamaan baru tersebut, dapat diketahui bahwa aktiva tetap berada pada sisi kiri sedangkan kewajiban dan modal berada pada sisi kanan. Keadaan ini menggambarkan normal. Masing-masing perkiraan di atas menandakan keadaan positif (bertambah), sehingga pada keadaan ini dapat disimpulkan bahwa aktiva bertambah di sisi kiri (debet) dan berkurang di sisi kanan (kredit). Sedangkan untuk perkiraan kewajiban dan modal bertambah di sisi kanan (kredit) dan jika berkurang berada pada posisi kiri (debet).
3. Pada persamaan selanjutnya, modal pemilik sangat dipengaruhi oleh adanya pendapatan dan beban. Pendapatan akan menambah modal sedangkan beban akan mengurangi modal. Pendapatan diperoleh dari aktivitas perusahaan dan akan menambah modal pemilik. Sedangkan beban merupakan pengeluaran kas atau setara kas untuk memperoleh manfaat tertentu yang dinikmati pada priode bersangkutan, dan secara tidak langsung beban akan mengurangi modal pemilik. Rumus persamaan dasar akuntansi yang selanjutnya akan berkembang menjadi :
AKTIVA = KEWAJIBAN + MODAL + (PENDAPATAN – BEBAN)
Atau
AKTIVA = KEWAJIBAN + MODAL + PENDAPATAN - BEBAN
Dari persamaan baru tersebut, dapat diketahui bahwa aktiva berada pada sisi kiri sedangkan kewajiban, modal, pendapatan dan beban (dengan keadaan negatif) berada pada sisi kanan. Keadaan ini belum menggambarkan keadaan normal. Sebab keadaan beban adalah negatif.
Perkiraan-perkiraan di atas menggambarkan keadaannya masing-masing. Keadaan tersebut dapat menyimpulkan bahwa aktiva bertambah di sisi kiri (debet) dan berkurang di sisi kanan (kredit). Sedangkan untuk perkiraan kewajiban, modal dan pendapatan bertambah di sisi kanan (kredit) dan jika berkurang berada di sisi kiri (debet).
Pada persamaan baru di atas, keadaan beban menggambarkan nilai negatif (berkurang) di sisi kanan. Maka kesimpulannya adalah untuk perkiraan beban, jika berkurang berada pada posisi kanan (kredit) dan jika bertambah berada pada posisi kiri (debet)
4. Pada persamaan no. 3, keadaan tersebut belum menggambarkan saldo normal. Sebab perkiraan beban adalah negatif. Untuk membuat saldo normal, maka seluruh perkiraan harus dalam keadaan positif. Sebab, saldo normal merupakan saldo yang menggambarkan keadaan positif pada tiap-tiap perkiraan akuntansi. Oleh sebab itu untuk membuat perkiraan beban menjadi positif, maka beban harus dipindahkan ke posisi ruas kiri. Maka persamaan dasar akuntansi yang baru adalah :
AKTIVA + BEBAN = KEWAJIBAN + MODAL + PENDAPATAN
Dari persamaan di atas, dapat diketahui bahwa semua perkiraan menggambarkan keadan positif yang merupakan keadaan normal di mana aktiva dan beban berada pada posisi kiri (debet) sedangkan kewajiban, modal dan pendapatan berapa pada sisi kanan (kredit)
Persamaan di atas pula yang menjadi rujukan bahwa aktiva dan beban bertambah di kiri (debet) dan berkurang di sisi kanan (kredit). Sebaliknya kewajiban, modal dan pendapatan bertambah di sisi kanan (kredit) dan berkurang di sisi kiri (debet).


2 komentar:

  1. SUMPAH.... INI PENJELASAN AKUNTING YANG paling keren yang pernah saya baca.... i love it.... amazing

    BalasHapus
  2. Teriy untuk penjelasannya, semakin menambah pengetahuan tentang dunia akuntansi.

    BalasHapus